Haloo.....guys hari ini saya akan membawa kalian tentang cara membuat
Karya Ilmiah baik dan benar.... sebelumnya apa sih karya ilmiah itu????
Karya Ilmiah adalah laporan tertulis dan di terbitkan yang memaparkan
hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang
atau kelompok
Ciri-ciri karya ilmiah:
- memiliki struktur penyajian yang ketat, biasanya terdiri dari bagian
awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian akhir
(penutup)
- Memliki kompenen yang bervariasi sesuai dengan jenis karya ilmiahnya.
- bersifat obyektif
- bahasa yang digunakan adalah bahasa baku
Tujuan pembuatan Karya Ilmiah:
- memberikan penjelasan
- memberikan pendapat atau penilaian
- menyampaikan sanggahan
- membuktikan hipotesa
- memberikan saran
Nah... Sekarang teman-teman sudah pada tau kan apa itu karya ilmiah,
ciri-cirinya, dan tujuan pembuatan... berikut adalah contoh karya ilmiah
yang baik dan benar.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas
kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi
kesempatan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.
Adapun tujuan dari pembuatan karya ilmiah ini untuk memenuhi tugas mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
Dalam penyusunan dalam karya ilmiah
ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
sampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.
Ibu Ipah Latifah,Spd selaku Guru
Mata Pelajaran
2.
Orang tua penulis yang telah
membantu baik moril maupun materi
3.
Rekan-rekan satu kelompok yang
telah membantu dalam penyusunan laporan ini
Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Pada kesempatan ini penulis tak lupa
mengucapkan permohonan maaf atas kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan
karya ilmiah ini. Semoga dengan selesainya karya ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Amin.
Cirebon, 13 Maret 2016
Penulis,
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah......................................................
1
1.2
Rumusan Masalah.....................................................................
1.3
Tujuan.......................................................................................
1.4
Metode..............................................................................
1.5
Manfaat............................................................................. 2
1.6
Sistem Matika....................................................................
BAB 2 Kerusakan Terumbu Karang
Terhadap Biota
2.1
Pengertian Terumbu karang .............................................. 3-4
2.2Jenis-jenis Terumbu Karang.......................................................................................
5-7
2.2.1 Mycedium
elephantotus...................................................
2.2.2 Oxypora lacera..............................................................
2.2.3 Pectinia
paonia......................................................
2.2.4 Pectinia
lactuca......................................................
2.2.5 Galaxea
fascicularis................................................
2.2.6 Labophyllia
hemprichii............................................
2.2.7 Labophyllia
corymbosa...........................................
2.3
Pengaruh Terumbu Karang Terhadap Biota............................... 7-8
2.3.1 Sebagai Tempat Tinggal Biota...................................
2.3.2 Sebagai Tempat Pemijahan.......................................
2.3.3 Sebagai Tempat Penuluran.......................................
2.3.4 Sebagai Tempat Persembunyian...............................
2.4 Dampak Kerusakan Terumbu Karang................................. 8
2.4.1 Menangkap Ikan Dengan Menggunakan Bahan
Peledak
2.4.2 Menangkap Ikan Dengan Menggunakan Bahan Kimia.......
2.4.3 Banyaknya Siput Drupella Yang Memakan Terumbu
Karang
2.5 Upaya Menanggulangi Kerusakan Terumbu Karang........... 9-12
2.5.1 Menanam Kembali Terumbu Karang Yang Rusak.......
2.5.2 Memelihara Terumbu Karang Secara Optimal Dan
Berkelanjutan............................................................
2.5.3 Memberikan Sanksi Berat Terhadap Nelayan Yang
Menangkap
Ikan Dengan
Bahan Peledak Dan Bahan Kimia............
2.5.4 Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Di Sekitar
Laut
2.5.5 Memburu Dengan Tujuan Untuk Mengurangi
Siput
Drupella...........................................................
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................ 13
3.2 Saran................................................................................ ....... 14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 15
ii
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Eksistensi Indonesia sebagai salah
satu pusat Terumbu Karang di yakini terus mengalami degradasi.Tentu masalah
itu,akan semakin meluas jika tidak segera diambil langkah untuk melestarikan
sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia Indonesia juga di kenal
sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati laut dunia,dengan kekayaan
Terumbu Karangnya
Saat ini keadaan Terumbu Karang di
Indonesia terancam rusak karena faktor alami seperti perubuhan iklim maupun
akibat manusia.Untuk memperbaiki Terumbu Karang alam,sebagai tempat tinggal
organisme laut,salah satu teknik yang telah di kembangkan di dunia adalah
teknik Terumbu buatan (artificial reef) di Indonesia upaya pelestarian dan
pemulihan Terumbu Karang melalui pembuatan Terumbu Karang buatan (artificial
reef) dari berbagai bahan seperti rangka beton,ban bekas,dan beca bekas.Namun
bahan-bahan tersebut sudah tidak lagi di jadikan bahan pembuatan Terumbu buatan
karena dalam jangka panjang akan mencemari lingkungan perairan.Salahsatu
alternatif bahan untuk Terumbu karang buatan adalah dari bata kapur atau
limestoneyang mengandung kalsium karbonat yang tinggi dan mempunyai sifat masif
.
Terumbu buatan sebgai suatu
struktur di dasar laut yang bangun untuk menyediakan lingkungan,habitat,sumber
makanan,tempat pemijahan dan asuhan,serta perlindungan pantai sebagaimana
Terumbu Karang alami.
Maka dari itu,penulis menyusun
karya ilmiah ini dengan judul “Dampak Kerusakan Terumbu Karang terhadap Biota”.
1.2 Rumusan
Masalah
Penulis menentukan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Mengapa
kerusakan Terumbu Karang berpengaruh terhadap Biota di dalam laut?
2. Apa
penyebab kerusakan Terumbu Karang?
3. Bagaimana
upaya untuk meminimalisirkan Terumbu Karang yang sudah rusak?
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui manfaat Terumbu Karang bagi Biota
2. Untuk
mengetahui berbagain jenis Terumbu Karang
3. Untuk
mengetahui cara mengatasi kerusakan Terumbu Karang
4. Mengupayakan
penanaman kembali Terumbu Karang
1.4 Metode
Penulis menggunakan kajian pustaka dalam penyusunan
karya ilmiah ini.
1
2
1.5 Manfaat
1.Menambah wawasan
2.Untuk
mengetahui pentingnya terumbu karang bagi biota
3.Untuk
mengetahui cara mengatasi kerusakan terumbu karang
4.Untuk
mengetahui cara mengupayakan penanaman kembali terumbu karag
5.Untuk
dapat memahami cara penulisan karya tulis dengan baik
1.6 Sistem Matika
1.Menentukan tema
2.Menentukan judul
3.Mencari bahan atau data
4.Memilah milih bahan atau data
5.Mengolah bahan atau data
6.Menyusun kerangka karya ilmiah
7.Mengembangkan kerangka karangan menjadi karya ilmiah
yang utuh
BAB
II
KERUSAKAN
TERUMBU KARANG TERHADAP BIOTA
2.1.
Pengertian Terumbu Karang
2.1.1 Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Terumbu adalah dangkalan di laut (yang tidak terlalu luas) terjadi dari
gundakan batuan, seperti gamping atau koral, sering terlihat apabila air surut.
(KBBI:1185)
Karang adalah batu kapur di laut yang terjadi dari zat yang di keluarkan
oleh binatang kecil jenis Athoza tidak( bertulang punggung) batuan
organic sebagai tempat tinggal binatang karang, koral, pulau (gunung atau
bebatuan), di laut yang terjadi dari tumpukan karang yang sudah membatu,
tumbuhan laut yang menyerupai karang. (KBBI: 506)
2.1.2 Menurut
wordpress Tika
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan
sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Hewan karang bentuknya aneh,
menyerupai batu dan mempunyai warna dan bentuk beraneka rupa. Hewan ini disebut
polip, merupakan hewan pembentuk utama terumbu karang yang menghasilkan zat
kapur. Polip-polip ini selama ribuan tahun membentuk terumbu karang.
Zooxanthellae adalah suatu jenis algae yang bersimbiosis dalam jaringan karang.
Zooxanthellae ini melakukan fotosintesis menghasilkan oksigen yang berguna
untuk kehidupan hewan karang. Di lain fihak, hewan karang memberikan tempat
berlindung bagi zooxanthellae. Dalam ekosistem terumbu karang ada karang yang
keras dan lunak. Karang batu adalah karang yang keras disebabkan oleh adanya
zat kapur yang dihasilkan oleh binatang karang. Melalui proses yang sangat
lama, binatang karang yang kecil (polyp) membentuk kolobi karang yang kental, yang
sebenarnya terdiri atas ribuan individu polyp. Karang batu ini menjadi
pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Walaupun terlihat sangat kuat dan
kokoh, karang sebenarnya sangat rapuh, mudah hancur dan sangat rentan terhadap
perubahan lingkungan. (Tika : 2016)
2.1.3 Menurut blogspot Anonim
Terumbu karang adalah
karang yang terbentuk dari kalsium karbonat koloni kerang laut yang bernama
polip yang bersimbiosis dengan
organisme miskroskopis yang bernama zooxanthellae. Terumbu karang bisa
dikatakan sebagai hutan tropis 1 `ekosistem
laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan
merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang
sangat tinggi. Biasanya tumbuh di dekat pantai di daerah tropis dengan
temperatur sekitar 21-30C. Terumbu karang merupakan sumber makanan dan
obat-obatan dan melindungi pantai dari erosi akibat gelombang laut.
3
4
Terumbu karang adalah
struktur hidup yang terbesar dan tertua di dunia. Untuk sampai ke kondisi yang
sekarang, terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun. Tergantung dari
jenis, dan
kondisi perairannya, terumbu karang umumnya
hanya tumbuh beberapa mm saja per tahunnya. Yang ada di perairan Indonesia saat
ini paling tidak mulai terbentuk sejak 450 juta tahun silam. Terdapat ribuan
spesies yang hidup di kawasan terumbu karang. Namun, hanya sebagian yang
menghasilkan kalsium karbonat pembentuk terumbu. Organisme pembentuk terumbu
yang terpenting adalah hewan karang (Anonim, 2011).
2.1.4 Menurut
blogspot Dewi
Terumbu karang (Coral
reef ) merupakan masyarakat organisme yang hidup didasar perairan dan berupa
bentukan batuan kapur (CaCO3) yang cukup kuat menahan gaya gelombang laut.
Sedangkan organisme–organisme yang dominan hidup disini adalah
binatang-binatang karang yang mempunyai kerangka kapur, dan algae yang banyak
diantaranya juga mengandung kapur. Berkaitan dengan terumbu karang di atas
dibedakan antara binatang karang atau karang
(reef coral) sebagai individu organisme atau komponen dari masyarakat
dan terumbu karang (coral reef ) sebagai suatu ekosistem.
Terumbu karang merupakan endapan massif
(deposit) padat kalsium (CaCO3) yang dihasilkan oleh karang dengan sedikit
tambahan dari alga berkapur (Calcareous algae) dan organisme lain yang
mensekresikan kalsium karbonat (CaCO3). Dalam proses pembentukan terumbu karang
maka karang batu (Scleractina) merupakan penyusun yang paling penting atau
hewan karang pembangun terumbu (reef –building corals). Karang batu termasuk ke
dalam Kelas Anthozoa yaitu anggota filum Coelenterata yang hanya mempunyai
stadium polip. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua subkelas yaitu
Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara
asal-usul, morfologi dan fisiologi (Dewi : 2011).
5
2.2
Jenis-Jenis Terumbu Karang
2.2.1 Mycedium elephantotus
Family : Pectiniidae
Genus : Mycedium
Spesies : Mycedium
elephantotus
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai
hidup pada kedalaman 3-20 meter.
Ciri-ciri : Koralit laminar. Koenesteum tidak berbintik. Tentakel
hanya terdapat pada malam hari.
Warna : Umumnya berwarna coklat,
hijau, keabu-abuan dan pink.
Kemiripan : Sepintas karang ini mirip
dengan M. robokaki dan M. Umbra.
Distribusi : Tersebar
dari perairan Indonesia, Philipina, Papua New Guinea dan Australia.
Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup
di perairan yang dangkal.
2.2.2 Oxypora lacera
Family : Pectiniidae
Genus : Oxypora
Spesies : Oxypora lacera
Kedalaman :Karang ini banyak dijumpai hidup
pada kedalaman 3-15 meter
Ciri-ciri : Koralit
tipis berupa keping laminar, pada kondisi lingkungan yang turbulen bisa berubah
menjadi tebal. Kosta selalu bergigi.
Warna : Umumnya berwarna coklat.
Kemiripan : Sepintas
karang ini mirip dengan O. glabra,O. Convoluta dan Echynophyllia.
Distribusi : Tersebar
dari perairan Indonesia, Philipina, Papua New Guinea dan Australia.
Habitat : Karang ini umumnya banyak
hidup di perairan dangkal
2.2.3 Pectinia paonia
Family :
Pectiniidae
Genus : Pectinia
Spesies : Pectinia
paeonia
Kedalaman : Karang
ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 5-15 meter.
Ciri-ciri : kolumella
berkembang dengan lambat, septa halus dan lembut.
Warna : Umumnya
berwarna bintik coklat, keabu-abuan dan hijau.
Kemiripan : Sepintas
karang ini mirip dengan P. alcicornis.
6
Distribusi : Tersebar
dari perairan Indonesia, Philipina, Papua New Guinea dan Australia.
Habitat : Karang
ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal dan berarus deras
2.2.4 Pectinia lactuca
Family : Pectiniidae
Genus : Pectinia
Spesies : Pectinia lactuca
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup
pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : koloni submasif. Mereka membentuk dinding–dinding
dengan tinggi yang relatif seragam. Kebanyakan dapat dilihat dari koloni di
tengah sampai pinggir.
Warna : Umumnya
berwarna keabu-abuan, hijau dan coklat.
Kemiripan : Sepintas
karang ini mirip dengan P. maxima dan P. ayleni.
Distribusi :
Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina, Papua New Guinea dan
Australia.
Habitat : Karang
ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal dan berarus deras.
2.2.5 Galaxea fascicularis
Family : Oculinidae
Genus : Galaxea
Spesies : Galaxea fascicularis
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup
pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : koloni
kecil berbentuk seperti bantal, koloni besar memiliki ukuran 5 m berbentuk
kolumnar atau masif, koralit memiliki ukuran yang berbeda-beda. Tentakel
biasanya ada pada siang hari.
Warna : Umumnya
berwarna hijau, keabu-abuan, coklat dan putih.
Kemiripan
: Sepintas karang ini mirip dengan G. astreata dan G.
cryptoramosa.
Distribusi : Tersebar
dari perairan Indonesia, Philipina, Papua New Guinea dan Australia.
Habitat : Karang
ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal dan berarus deras.
2.2.6 Labophyllia hemprichii
Family : Mussidae
Genus : Lobophyllia
Spesies : Lobophyllia hemprichii
7
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup
pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : koloni menyerupai helm dan bisa lebih dari 5 meter,
koralit paseloid sampai flabellomeanroid. Septa menempel pada dinding dan
kolumella dan memiliki gigi yang tajam. Polip tebal dan seperti daging.
Warna : Umumnya
berwarna kuning dan bintik putih.
Kemiripan : Sepintas
karang ini mirip dengan L. dentatus, L. corymbosa dan L. robusta.
Distribusi : Tersebar
dari perairan Indonesia, Jepang, Madagaskar, Philipina, Papua New Guinea,
Tanzania dan Australia.
Habitat : Karang
ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal dan berarus deras
2.2.7 Labophyllia corymbosa
Family : Mussidae
Genus : Lobophyllia
Spesies : Lobophyllia
corymbosa
Kedalaman : Karang
ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni
berbentuk plat, ukuran koloni bisa mencapai 2 meter, memiliki kalik yang dalam
dengan dinding yang halus. Septa yang terletak didekat dinding umumnya tebal.
Septa yang didalam kalik tipis, dan septa yang ada didekat dinding tebal.
Warna : Coklat
kehijauan, abu-abu.
Kemiripan : L.
dentatus
Distribusi : Perairan
Indonesia, Philipina, Australia, Papua New Guinea, Jepang, Solomon, Tanzania
dan Madagaskar.
Habitat : Reef
slopes bagian atas.
2.3 Pengaruh
Terumbu Karang Terhadap Biota
2.3.1 Sebagai
Tempat Tinggal Biota
Ekosistem di dasar
laut tropis yang di bangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCo3)
khususnya jenis-jenis karng batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota
yang hidup didasar lainnya seperti jenis-jenis moluska, krustasea,
echinodermata, polikhaeta, porifera, dan tunika.
8
2.3.2 Sebagai
Tempat Pemijahan
Habitat pemijahan
merupakan lokasi ikan melakukan proses pemijahan atau berkembangbiak yang
biasanya dilakuka secara masal atau agresi. Udang lobster, ikan scorpion dan
beberapa jenis ikan karang lainnya di terumbu karang bagi mereka adalah sebagai
tempat bersarang dan memijah.
2.3.3 Sebagai Tempat
Peneluran
Terumbu karang
berperairan relatif hangat dengan arus kuat dan biodiversitas tinggi, tempat
ideal bagi berbagai jenis ikan untuk bertelur dan membesarkan anak nya. Ikan
suka bertelur di arus yang kuat agat
telur aman dari predator.
2.3.4 Sebagai
Tempat Persembunyian
Terumbu karang
yang beraneka ragam bentuknya tersebut memberikan tempat persembunyian yang
baik bagi ikan yang hidup di dalamnya. Di dalam terumbu karang hidup banyak
jenis ikan yang warnanya indah. Indonesia memiliki lebih dari 253 jenis ikan
hias laut.
2.4 Dampak Kerusakan Terumbu Karang
2.4.1 Menangkap
Ikan Dengan Menggunakan Bahan Peledak
Semua makhluk laut
di sekitarnya ikut mati sehingga mengakibatkan terganggunya keseimbangan alam
bahan peledak tidak hanya mematikan ikan- ikan kecil tetapi bias membuat ikan
besar pun ikut mati karena air akan tercemar oleh bahan peledak.
2.4.2
Menangkap Ikan Dengan Menggunakan Bahan Kimia
Menangkap ikan
dengan bahan kimia dapat membuat air laut tercemar oleh bahan-bahan kimia yang
digunakan utuk menangkap ikan dampaknya tidak hanya ikan besar atau ikan kecil
yang mati tetapi seluruh yang ada di dalam laut akan punah seperti : terumu
karang, rumput laut, bahkan telur-telur ikan. Bahan kimia sangatlah berbahaya
bila terus menerus digunakan untuk menangkap ikan.
2.4.3 Banyaknya
Siput Drupella Yang Memakan Terumbu Karang
Berdasarkan hasil
analisis PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA). Drupella dapat merusak jaringan
karang karena drupella merupakan predator pemakan dan perusak jaringan pada
terumbu karang. Drupella memakan atau merusak dari bagian tepi terumbu karang
terlebih dahulu. Drupella dan siput merupakan predator yang banyak terdapat di
terumbu karang, karena di terumbu karang mereka memperoleh makanan, tetapi bagi
terumbu karang drupella dapat merusak habitatnya lama- kelamaan akan punah.
9
2.5 Upaya Menanggulangi Kerusakan Terumbu
Karang
2.5.1 Menanam
Kembali Terumbu Karang Yang Rusak
Proses
dan teknik budidaya yang harus anda lakukan adalah dengan menggunakan beberapa
langkah yang tepat. Salah satu langkah yang paling populer dilakukan oleh
banyak petani terumbu karang adalah dengan melakukan teknologi transplantasi
terumbu karang. Maksunya adalah terumbu karang ditanam atau dicangkok dengan
menggunakan media-media yang akan dijelaskan dibawah ini. Meskipun tumbuhnya
membutuhkan waktu yang lama, cara ini lebih efektif untuk membudidayakan
terumbu karang. Memilih bibit yang tepat juga harus dilakukan oleh petani
terumbu karang. Pilih bibit yang unggul dan memiliki kualitas untuk bisa tumbuh
dengan baik.
Cara menanam terumbu karang menggunakan
metode Transplantasi, yaitu:
Pada
saat melakukan transplantasi, media untuk terumbu karang yang bisa anda
manfaatkan adalah pipa yang memiliki lubang didalamnya. Pemilihan media ini
sangat penting agar ikan-ikan masih bisa berenang bebas di sekitar media ini.
Jangan lupa untuk mengikat karang kecil dengan menggunakan pipa ini.
Metode
lainnya yang bisa anda lakukan untuk membudidayakan terumbu karang adalah
dengan menggunakan media semen atau cor yang kemudian harus anda cetak
sedemikian rupa. Langkah pertama yang harus anda lakukan adalah dengan
menyiapkan cor-corang sedimen yang bentuknya seperti kerucut. Bentuk kerucut
akan bisa mempermudah pertumbuhan dari hewan terumbu karang ini.
2.5.2 Memelihara
Terumbu Karang Secara Optimal dan Berkelanjutan
Pengelolaan
berkelanjutan merupakan suatu strategi pengelolaan yang memberikan ambang batas
pada laju pemanfaatan ekosistem baik ekosistem alamiah maupun ekosistem buatan.
Pengelolaan secara berkelanjutan juga merupakan strategi pemanfaatan ekosistem
alamiah yang memberikan manfaat untuk manusia sekarang dan mengupayakan tidak
terganggunya kesejahteraan manusia dimasa yang akan datang.
Didalam
pemanfaatan sumber daya perikanan, perlu dilakukan pemanfaatan yang
berkelanjutan, karena dengan adanya pemanfaatan yang berkelanjutan, akan
memberikan batas tersendiri dalam pemanfaatan sumber daya ikan yang ada,
sehingga dapat menjaga keseimbangan lingkungan perairan untuk menghindari
kerusakan yang berdampak pada kehidupan manusia selanjutnya. Dalam melakukan
pemanfaatan sumber daya perikanan, hal yang sangat penting dilakukan adalah
menjaga kelestarian ekosistem perairan, dimana ekosistem ini sangat berpengaruh
terhadap kehidupan organisme yang ada didalamnya. Salah satu yang perlu
dilakukan adalah menjaga kelestarian terumbu karang.
Beberapa
hal yang dapat dilakukan dalam menjaga kelestarian terumbu karang seperti yang
telah disebutkan adalah dengan melakukan konservasi terumbu karang yang telah
rusak,
10
mempertegas
peraturan yang ada, dan memberikan peluang usaha yang baru bagi masyarakat
pesisir (membangun daerah ekowisata), sehingga kegiatan pengrusakan terumbu
karang dapat teratasi. Akan tetapi, semua kegiatan diatas tidak selalu
memberikan dampak positif apabila tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pengelolaan berkelanjutan, sehingga kegiatan yang dilakukan
dapat memberikan manfaat untuk sekarang dan dimasa yang akan datang. Agar dapat
dimanfaatkan secara berkelanjutan. Ekosistem alamiah memiliki empat fungsi
pokok bagi kehidupan manusia, yaitu: (1) sebagai penyedia jasa-jasa pendukung
kehidupan; (2) sebagai jasa-jasa kenyamanan; (3) sebagai penyedia sumber daya
alam; dan (4) sebagai penerima limbah. (Tuwo : 2011 )
Didalam
pengelolaan berkelanjutan perlu adanya pengendalian diri masyarakat untuk tidak
merusak lingkungan, serta adanya rasa saling berbagi antara kelompok yang
memiliki kemampuan ekonomi tinggi kepada kelompok yang ekonominya lemah. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara mengurangi kebiasaan konsumsi secara
berlebihan. Dengan adanya rasa kepedulian bersama diharapkan dapat menjaga dan
mengelola sumber daya alam dengan baik. Dengan demikian permasalahan yang
sering terjadi di wilayah pesisir dan laut yang berdampak negatif terhadap
lingkungan perairan khususnya kelangsungan terumbu karang dapat teratasi.
Adanya upaya pengelolaan berkelanjutan diharapkan akan memberikan kesadaran
kepada masyarakat pesisir dan laut agar dalam pemanfaatan sumber daya perairan
tidak melakukan kegiatan yang bertentangan dengan peraturan dan undang-undang
yang berlaku, sehingga dengan terjaganya lingkungan disekitar mereka, akan
memberikan nilai tambah dan meningkatkan kondisi ekonomi mereka yang selalu
berada dibawah garis kemiskinan.
2.5.3
Memberikan Sanksi Berat Terhadap Nelayan Yang Menangkap Ikan Dengan Bahan
Peledak dan Bahan Kimia
Masyarakat
nelayan (Pelaku Bom aktif dan non Aktif) serta informasi dari pihak pemerintah
Kelurahan Langara Laut, anggota Pokmaswas dan Petugas Satker PSDKP Kendari,
bahwa pelaku bom ikan di Perairan Wawonii, bukan saja dari nelayan setempat,
tetapi juga berasal dari desa-desa lain, seperti : Desa di Pulau Cempedak dan
sekitarnya (Kec. Laonti) Kabupaten Konawe Selatan dan Desa Mekar, Bajo Indah
dan Sekitarnya (Kec. Soropia) Kab. Konawe.
Berdasarkan
informasi tersebut di atas, maka masyarakat nelayan di Kelurahan Langara Laut,
menyarankan kepada Pemerintah agar bom ikan baik dari dalam maupun dari luar
wilayah Wawonii perlu ditindak tegas (diberikan sanksi hukum yang sesuai dengan
Undang-Undang Perikanan).
Pelaku
destructive fishing yang berada di pesisir Propinsi Sulawesi Tenggara tidak
pernah jerah (kapok) atau takut dengan ancaman hukuman dan bahaya yang
menyintai terhadap diri
11
mereka.
Sudah banyak kasus tewasnya pelaku karena terkena bom yang belum sempat dibuang
atau banyaknya tersangka sudah diadili di pengadilan yang sudah mempunyai
keputusan yang tetap.
2.5.4 Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Di
Sekitar Laut
Kerusakan
ekosistem perairan laut Indonesia pada umumnya diakibatkan karena pemanfaatan
sumberdaya alam yang tidak terkendali dengan cara illegal seperti penangkapan
ikan di daerah terumbu karang dengan menggunakan bahan beracun dan bahan
peledak, penebangan bakau untuk bahan baku kertas,arang dan bangunan serta
konversi lahan pesisir yang dibuka untuk pertambakan, pertanian/perkebunan, industridan
pemukiman, pencemaran laut akibat tumpahan minyak dan pembuangan zat-zat yang
berbahaya dari kapal-kapal, aktifitas wisata, reklamasi pantai dan penambangan
pasir laut, penambangan karang untuk bahan bangunan atau kapur dan pengambilan
karang hidup untuk tujuan komersial (perdagangan), belum lagi pembuangan sampah
di laut.
Inilah
yang seharusnya menjadi perhatian utama dari pemerintah, karena penyebab utama
kerusakan perairan laut Indonesia adalah aktifitas masyarakat, baik itu
masyarakat yang hidupannya bersentuhan langsung dengan laut maupun tidak.
Pemerintah seharusnya lebih menggiatkan sosialisasi tentang pentingnya menjaga
ekosistem perairan laut. Selain itu, pemerintah juga harus lebih meningkatkan
pengawasan di daerah perairan dan Pulau-Pulau yang ada di Indonesia. Adanya
aktifitas masyarakat yang merusak ekosistem perairan laut bisa terjadi karena
kurangnya kesadaran masyarakat dan lemahnya pengawasan. Selain itu, mudahnya
pembangunan pabrik atau industri di daerah pesisir yang tidak memperhatikan
dampak yang ditimbulkan dari pembangunan pabrik atau industri tersebut. Banyak
pabrik atau industri yang membuang limbahnya ke laut.
Solusi
untuk pelestarian ekosistem perairan laut Indonesia, seharusnya bukanlah
tentang bagaimana memperbaiki ekosistemnya, melainkan bagaimana membangun
kesadaran masyarakat dan peningkatan pengawasan. Ibarat penyakit, “lebih baik
mencegah dari pada mengobati”. (Raka:2014)
Dalam
upaya menjaga kelestarian laut, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan baik
oleh masyarakat atau pemerintah. Upaya tersebut antara lain:
1.
Menjaga kebersihan laut atau tidak membuang sampah
sembarangan di laut.
2.
Melakukan daur ulang sampah industri sebelum dibuang
ke laut atau sungai.
3.
Melarang penggunaan pukat harimau.
4.
Melarang penggunaan bahan peledak untuk menangkap
ikan.
5.
Melindungi terumbu karang sebagai tempat
perkembangbiakan ikan.
12
6,Menanam hutan bakau di pesisir pantai untuk mencegah abrasi pantai.
Hutan bakau atau mangrove juga digunakan untuk berkembang biak berbagai jenis
biota laut.
7 .Memberi sanksi yang berat terhadap orang-orang yang
menangkap satwa laut yang dilindungi.
2.5.5
Memburu Dengan Tujuan Untuk Mengurangi Siput Drupella
Hingga
saat ini belum ada solusi yang paling efektif dalam mengendalikan populasi
gastropoda koralivora, seperti Drupella sp. salah satunya. Bahkan di Great
Barrier Reef, Australia, dimana konservasi dan pengelolaan terumbu karang
terluas dan terbaik di dunia saat ini; belum memiliki solusi tepat dalam
mengatasi kemunculan Drupella.
Jenis karang yang disukai Drupella umumnya karang bercabang
dan foliosa, berpolip kecil dan menjulur. Namun, ini tidak menutup kemungkinan
mereka untuk memangsa jaring karang masif, seperti yang terjadi di kepualuan
Hongkong; meskipun karang bercabang hampir habis dan kualitas air menurun
akibat perikanan merusak dan polusi.
Struktur mulut dan gigi (radula) siput laut Drupella mampu
menembus pertahanan sel penyengat (nematosit) dari karang. Saat memangsa
jaringan karang, otot mulut mereka mampu menjulur untuk mengambil jaringan
polip hidup karang. Tubuh mereka juga terlapisi semacam lendir sehingga sel
penyengat karang tidak bisa menembus ke jaringan halus Drupella. Dimulut mereka
juga terdapat gigi halus berbuku-buku (radula) yang diduga juga mendukung
ketahanan mereka melawan sel penyengat karang.
(Wawan:2009)
BAB
3
PENuTUP
3.1
kesimpulan
1.
Terumbu karang merupakan organisme terpenting dalam
mendukung keberlangsungan hidup biota yang ada di laut dan juga merupakan
pelindung daerah pantai serta sebagai mata pencaharian bagi masyarakat
sekitarnya,sehingga keberadaan dari ekosistem ini harus di lestarikan,karena
merupakan kunci keseimbangan perairan laut.
2.
Terumbu karang juga merupakan kebutuhan yang cukup
penting bagi kehidupan manusia.Terumbu karang mempunyai manfaat dan keuntungan
bagi manusia dan hewan .Bagi manusia antara lain sebagai tempat untuk
mendirikan pusat-pusat penyelaman,snorkeling,memancing,restoran,penginapan
sehingga pendapatan mereka bertambah.Sedangkan bagi hewan ,sebagai tempat
tinggal,berkembang biak,dan mencari makan ribuan jenis ikan,hewan,tumbuhan dan
makanan laut lainnya yang mengandung protein tinggi,yang banyak dibutuhkan
manusia dalam bidang pangan dan menjadi tumpuan kita.
3.
Berbagai macam faktor yang menghalang perkembangan
terumbu karang di laut.Manusia merupakan salah satu penyebab menghilang nya
terumbu karang,serangan berupa peledakan di laut menyebabkan kematian pada
terumbu karang dan ikan-ikan yang masih kecil yang di pelihara.Karena itu,perlu
adanya pengetahuan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya terumbu
karang bagi manusia.
13
14
3.2 Saran
1.
Dengan adanya kenyataan di atas ,maka terumbu karang
harus selalu kita jaga dengan meningkatkan kesadaran seluruh masyarakat di
manapun tentang penting nya ekosistem tersebut.
2.
Mengingat dan menyadari begitu banyak cara untuk
mengelola terumbu karang berbasis masyarakat,maka penulis menyarankan sebagai
berikut:
a) Agar pemanfaatan
Sumber Daya Alam terutama terumbu karang dapat dimanfaatkan secara efektif.
b) Agar pemanfaatan
terumbu karang dilakukan secara bijaksana untuk kepentingan masyarakat umum
3.
Peran perintah sangat dibutuhkan masyarakat,dalam
membantu masyarakat menyelesaikan persoalan terumbu karang,dan sebaiknya
pemerintah berperan aktif dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakatberupa,penyuluhan akan pentingnya terumbu karang di daerah pesisir
DAFTAR
PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2002. KBBI Edisi Ke-3. Jakarta: PN. Balai Pustaka
Anonim.
2013.Jenis-Jenis Terumbu Karang.(tkarang.blogspot.co.id)
diakses pada 13 Maret 2016 pukul 13.03
Anonim.
2011. Terumbu karang. (beritaalam.wordpress.com) diakses pada 13 Maret 2016
pukul 13.10
Asykur,AbdulGhoni.2012.Penyebab Kerusakan Terumbu Karang.
(abdulghoniasykur.blogspot.co.id) diakses pada 13 Maret 2016 pukul 13.00
Magal,Benyamin.2013.Hal
Tentang Terumbu Karang.(amorsemarang.blogspot.co.id)
diakses pada 13 Maret 20016 pukul 12.50
Benkreng,Imam.2013.Terumbu Karang.(bengkrenx.blogspot.co.id)
diakses pada
13 Maret 2016 pukul 12.55
Asykur,AbdulGhoni.2012.Penyebab Kerusakan Terumbu Karang. (abdulghoniasykur.blogspot.co.id)
diakses pada 13 Maret 2016 pukul 13.00
15