A. Lumut (Bryophyta)
Lumut
(Bryophyta) berasal dari bahasa yunani Bryos yang berarti lumut dan phyta yang
berarti tumbuhan. Tumbuhan lumut adalah anggota kingdom tumbuhan (Plantae) yang
paling sederhana yang merupakan bentuk peralihan antara Thallophyta atau
tumbuhan bertalus dan Cormophyta atau tumbuhan berkormus. Arti tumbuhan
bertalus adalah belum memiliki akar, batang, daun sejati) sedangkan arti
tumbuhan berkormus adalah tumbuhan yang sudah memiliki akar, batang, daun
sejati. Lumut juga dikenal dengan moss.
·
Dapat
berfotosintesis
·
Merupakan
organisme multiseluler dan eukariotik
·
Ukurannya
(± 1 – 2 cm) sampai sekitar 20 cm
·
Mimiliki
rizoid(akar semu)
·
Tidak
memiliki xilem dan floem tetapi memiliki
hidroid dan leptoid
·
Memasukan
mineral dengan cara imbisi dan mendistribusikannya dengan cara difusi
·
Reproduksinya
secara seksual dan aseksual
·
Bagian
ujung batang memiliki titik tumbuh sehingga dapat tumbuh memanjang.
·
Mengalami
metagenesis (pergilieran keturunan dari gametofit-sporofit)
·
Habitatnya
di tempat-tempat lembab
·
Sel-sel
penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
·
Daun
lumut sangat tipis yang hanya terdiri atas selapis sel dan daunnya yang terdiri
atas beberapa lapis sel. Pertumbuhan lumut hanya membesar tidak memanjang.
·
Rhizoid
tampak seperti benang-benang.
II.
Lumut
termasuk dari divisi Bryophyta yang terbagi yang dibagi menjadi tiga kelas
yaitu lumut daun (musci), lumut hati (Hepaticophyta) dan lumut tanduk
(Anthocerotophyta).
1. Lumut daun (musci)
Musci
sering juga disebut lumut sejati, Bentuk menyerupai tumbuhan tingkat tinggi,
ada bagian seperti akar berupa rizoid, batang yang berdiri tegak, bercabang dan
daun kecil. Habitat di atas tanah, tembok, dan tempat terbuka. reproduksi
dengan spora dan membentuk gamet. Contoh dari Musci antara lain Polytrichum
juniperinum, Furaria, Poganatum cirratum, Aerobrycis longgissima, Sphagnum sp.
(lumut gambut), Polytrichum commune, dan Andraea petrophila.
Ciri-ciri:
Ø Gametofit tumbuh tegak atau
merayap berkembang dari protonema
Ø Mempunyai daun, batang dan
rhizoid multiseluler
Ø Daun hanya terdiri dari satu
lapis sel dengan rusuk tengah, tersusun spiral atau melingkari batang.
Ø Arkegonium membentuk kalipra yang
menempel diatas kapsul
Ø Kapsul bagian bawah fotosintetik
dan mempunyai stomata
Ø Kapsul mempunyai kolumela, pecah
dengan gigi-gigi peristom, tidak dijumpai adanya elater.
Ø Tangkai (seta) bertambah panjang
secara perlahan selama perkembangan kapsul. Kuat dan biasanya berwarna.
Ø Contoh : Polytrichum,
Rhizogonium,Rhodobryum, Leucobryum, Hypopterygium, Hypnodendron, Pogonatum,
Macromitrium, Spagnum
2. Lumut hati (Hepaticophyta)
Hepaticopsida
(lumut hati) disebut lumut hati karena tubuhnya berupa lembaran seperti lobus
hati manusia, lumut ini dibagi menjadi dua yaitu lumut hati berdaun dan lumut
hati bertalus.
Ciri-ciri:
Ø
Generasi
gametofit berupa talus dan berbentuk lembaran-lembaran seperti hati.
Ø
Talus
berwarna hijau dengan percabangan menggarpu. Pada sisi bawah terdapat selapis
sel-sel yang menyerupai daun yang dinamakan sisik-sisik perut atau sisik
ventral. Talus melekat pada substrat
dengan bantuan rizoid.
Ø
Sporofit
selalu tumbuh dan berkembang di dalam gametofit betina. Contoh Hepaticopsida
yaitu Marchantia polymorpha dan Lunularia sp.
Ø
Gametofitnya
membentuk anteredium dan arkegonium yang
berbentuk seperti payung
Ø
Sporofit
pertumbuhannya terbatas karena tidak
mempunyai jaringan maristemati
Ø
Berkembangbiak secara generative dengan oogami dan secara vegetasif
dengan fragmentasi ,tunas dan kuncup
eram
3. Lumut tanduk (Anthocerotopsida)
Anthocerotopsida
(lumut tanduk) disebut lumut tanduk karena memiliki generasi sporofit yang
menyerupai tanduk dengan panjang 0,5-12cm.
Ciri-ciri:
Ø Tubuhnya masih berupa talus dan
mempunyai rizoid
Ø Generasi gametofit berupa talus
dengan tepi rata atau bertoreh.
Ø Sporofit tertancap di dalam gametofit,
tetapi kapsul sporofit berada di luar talus berbentuk seperti tanduk (horn).
Ø Pangkal kapsul sporofit
dilindungi oleh involukrum. Contoh Anthocerotopsida yaitu Notothylas sp. dan
Anthoceros sp.
Ø Habitatnya di dearah
yang mempunyai kelembapan tinggi
PTERIDOPHYTA ( PAKU )
A. Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Tumbuha paku termasuk ke dalam Tracheophyta (tumbuhan berpembuluh) tanpa biji (Aspermatophyta). Tumbuhan paku juga termasuk tumbuhan tertua di dunia. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan dengan tingkatan lebih tinggi dari lumut karena memiliki akar, daun, dan batang sejati. Selain itu, meskipun habitat utama tumbuhan paku pada tempat yang lembab (higrofit), namun tumbuhan paku juga dapat hidup diberbagai tempat seperti di air (hidrofit), permukaan batu, tanah, serta dapat juga menempel (epifit) pada pohon.I. Ciri-ciri
• Organisme multiseluler dan eukariotik
• Sudah memiliki akar, daun dan batang sejati, sehingga disebut kormophyta berspora.
• Umumnya habitat tumbuhan paku pada tempat yang lembab, bisa di darat, perairan, ataupun menempel.
• Tumbuhan paku dapat bereproduksi secara seksual maupun secara aseksual.
• Tumbuhan paku bersifat fotoautotrof, karena memiliki klorofil sehingga dapat berlangsungnya proses fotosintesis.
• Dalam siklus hidup tumbuhan paku, pada fase metagenesis terdapat fase sporofit yaitu tumbuhan paku sendiri. Fase sporofit pada metagenesis memiliki sifat yang lebih dominan dibandingkan fase gametofitnya.
II. Ada 3 (tiga) macam tumbuhan paku berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, yaitu :
a. Paku Homospora ( isospora )
Tumbuhan paku homospora menghasilkan spora dengan ukuran sama yang tidak dapat dibedakan antara spora jantan dan betina
Contoh : Lycopodium sp. (paku kawat)
b. Paku Heterospora ( an-isospora )
Tumbuhan paku heterospora menghasilkan spora berbeda ukuran. Spora jantan berukuran kecil disebut mikrospora dan spora betina besar disebut makrospora
Contoh : Selaginella sp.(paku rane), Marsilea crenata (semanggi)
c. Paku Peralihan
Paku peralihan menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran sama, namun berjenis kelamin jantan atau betina
Contoh : paku ekor kuda ( Equisetum debile )
Tumbuhan paku (Pteridophyta) dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas apabila ditinjau dari morfologi tubuh, diantaranya yaitu:
1. Psilophyta (paku purba/paku telanjang)
Disebut paku purba karena sebagian besar sudah punah. Disebut paku telanjang Karena struktur tubuhnya paling sederhana karena tidak berdaun, walaupun ada beberapa yang berdaun namun ukurannya kecil. Tumbuhan paku kelas ini belum memiliki daun dan akar, namun batangnya sudah memiliki berkas pengangkut, bercabang-cabang dengan sporangium diujungnya. Sporofil mengandung satu jenis spora, dikenal dengan istilah homospora. Contohnya, Rhynia Major dan Psylotum sp
Ciri-ciri:
Sporangium terletak di ketiak daun
Batang telah mempunyai berkas pengangkut,
Pada umumnya memiliki daun yang kecil (mikrofil) dan batang berkrolorofil
Merupakan tumbuhan yang sederhana
Tinggi paku purba sekitar 30 cm -1 m.
Pada sporofit umumnya tidak memiliki daun dan akar sejati
Akar berupa rizom vertical dan horizontal yang dikelilingi oleh rizoid.
Batang paku purba bercabang dua dan memiliki sistem vaskuler
Sporangium menghasilkan satu jenis bentuk dan ukuran yang sama.
Hidup didaerah tropis dan subtropis
2. Paku ekor kuda (Sphenophyta)
Tumbuhan paku kelas ini memeiliki batang yang mirip dengan ekor kuda, memiliki daun mirip kawat, dan daunnya tersusun dalam satu lingkaran. Tumbuhan paku kelas ini dikenal juga dengan sebutan paku ekor kuda.
Contohnya, Equisetum debile.
Ciri-ciri:
Kebanyakan tumbuh pada tepian sungai dan daerah subtropis dibelahan bumi utara.
Memiliki tinggi sekitar 1 m hingga tertinggi mencapai 4,5 m
Memiliki percabangan batang yang berbentuk ulir atau lingkaran yang menyerupai ekor kuda
Sporofit berdaun kecil (mikrofil) dengan berbentuk sisik yang mengandung silika
Memiliki warna agak transparan dan terususun melingkar pada batang.
Struktur batang yang berongga dan beruas-ruas
Memiliki akar, batang dan daun sejati.
Sporangium terdapat pada strobilus yang menghasilkan satu jenis spora.
3. Lycophyta (Paku kawat / paku rambat)
Disebut paku kawat karena memiliki batang yang panjang seperti kawat. Tumbuhan paku berdaun kecil, tersusun spiral, batang seperti kawat, sporangium terkumpul dalam strobilus dan muncul pada ujung ketiak.Contohnya, Lycopodium sp (paku rane), Lycopodium clavatum (paku kawat), Selaginella sp.
Ciri-ciri:
Batang berbentuk seperti kawat dan struktur berbentuk gada
Ujung batang tersusun sporofil
Batang mengandung sporangium.
Memiliki akar, batang dan daun sejati
Tumbuh didaerah tropis, ditanah, dan epifit di kulit pohon yang tidak bersifat parasit
Daun yang berbentuk seperti rambut atau sisik yang tersusun pada batang
Sporofit mengandung klorofil
Menghasilkan satu jenis spora (homospora) dan dua jenis spora (heterospora).
Gametofit berukuran kecil dan tidak berkrolofil.
Gametofit menghasilkan dua jenis alat kelamin (biseksual), dan satu jenis alat kelamin (uniseksual).
4. Filicinae/Pterophyta (paku sejati)
Tumbuhan paku kelas ini sudah lebih tinggi tingkatannya dibanding kelas sebelumnya. Kelas Pterophyta sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Daun tumbuhan ini berukuran besar sehingga disebut megafil. Batangnya dapat tumbuh di atas maupun di bawah tanah. Karakteristik klas kelas ini ialah daun mudanya menggulung (circinnatus) dan terdapat sorus di bagian permukaan bawah daun.Contohnya, Asplenium nidus (paku sarang burung), Salvinia natans (paku sampan), Adiantum farleyense (ekor merak), dan lainnya.
Ciri-ciri:
Memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Kebanyakan tumbuh di daerah tropis dan subtropis
Dapat ditemukan di habitat yang lembab dan Hidup di tanah, di air, atau epifit di pohon.
Memiliki ukuran batang yang bervariasi
Batang berada dibawah permukaan tanah (rizom).
Daun paku sejati memiliki ukuran yang besar dibanding dengan kelompok paku yang lainnya.
Pada umumnya, daun paku sejati memiliki ukuran yang besar (makrofil) yang terbagi menjadi lembaran dengan tulang daun yang bercabang-cabang.
Daun yang masih mudah akan menggulung (circinate)
Sporangium terkumpul dalam sorul yang berada dibawah permukaan daun.
Gametofit bersifat biseksual dan uniseksual.
Gametofit memiliki klorofil dengan ukuran yang bervariasi.
III. Peranan
1. Tanaman Hias
Banyak tanaman paku yang digunakan sebagai tanaman hias dalam kehidupan. Misal, Adiantum Cuneatum (suplir), Asplenium nidus (paku sarang burung), dan Platycerium biforme (paku simbar menjangan).
2. Sayuran
Tumbuhan paku yang dimanfaatkan sebagai sayuran misalnya Marsilea crenata (semanggi) dan Pteridium aquilinum (paku garuda).
3. Pupuk Hijau
Tumbuhan paku yang banyak dimanfaatkan sebagai pupuk hijau ialah Azolla pinnata yang bersimbiosis dengan Anabaena azolle yang mampu mengikat gas N2 bebas.
4. Obat-Obatan
Tumbuhan paku ada yang digunakan sebagai obat diuretik yaitu Equisetum (paku kuda) dan digunakan sebagai obat luka yaitu Selaginella.
5. Bahan Bangunan
Tumbuhan paku yang banyak digunakan untuk pembuatan tiang bangunan ialah Alsophila glauca.
6. Alat Penggosok/Pembersih
Equisetum sp banyak dimanfaatkan sebagai alat penggosok/ampelas.
7. Bahan Pembuatan Petasan
Bahan pembuatan petasan yang sering digunakan ialah spora Lycopodium sp dan Pyrotechnics.
8. Bingkai
Tumbuhan paku juga banyak digunakan sebagai bingkai dalam karangan bunga.
Sumber : Biologi